BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan
maupun pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, daripada karakteristik
tertentu mengenai sekolompok objek yang lengkap dan jelas.
Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan
secara tersurat yaitu yang berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta
wilayah penelitian yang disebutkan secara tersurat yaitu yang berkenaan dengan
besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang dicakup. Tujuan
diadakannya populasi ialah agar kita dapat menentukan bwsarnya anggota sampel
yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah
generalisasi.
Penelitian yang menggunakan seluruh anggota
populasinya disebut sampel total atau
sensus. Penggunaan ini berlaku jika anggota populasi relatif kecil. Untuk
anggota populasi yang relatif besar, maka diperlukan mengambil sebagian anggota
populasi yang dijadikan sampel. Pengambilan anggota sampel yang merupakan
sebagian dari anggota populasi tadi harus dilakukan dengan teknik tertentu yang
disebut teknik sampling. Demikian
pula untuk menentukan banyaknya anggota sampel haruslah menggunakan
rumus,grafik atau tabel tertentu.
Sampel yang berukuran n di ambil secara acak dari
sebuah populasi dipelajari dan dianalisis untuk digunakan sebagai acuan da
rujukan dalam menjelaskan populasi. Jika ukuran populasi tak hingga, maka tak
hinggah pula banyaknya sampel berukuran n yang bebeda yang mungkin terjadi.
Walaupun banyak sampel yang berukuran n dapat diambil dari sebuah populasi yang
berukuran N > n.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana
teknik mengambil sampel dalam populasi?
2. Bagaimana
teknik penyebaran rerata pada data?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk
mengetahui teknik pengambilan sampel dalam populasi.
2. Untuk
mengetahui teknik penyebaran rerata pada data.
BAB
II
POPULASI
DAN SAMPEL
A.
Populasi
Populasi
ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif
maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekolompok objek
yang lengkap dan jelas.
Populasi
dalam setiap penelitian harus disebutkan secara tersurat yaitu yang berkenaan
dengan besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang disebutkan
secara tersurat yaitu yang berkenaan dengan besarnya anggota populasi serta
wilayah penelitian yang dicakup. Tujuan diadakannya populasi ialah agar kita
dapat menentukan bwsarnya anggota sampel yang diambil dari anggota populasi dan
membatasi berlakunya daerah generalisasi.
Ditinjau
dari banyaknya anggota populasi, maka populasi terdiri atas :
·
Populasi terbatas (terhingga)
·
Populasi tak terbatas (tak terhingga)
Namun dalam
kenyataannya populasi terhingga selalu menjadi populasi yang tak terhingga.
Ditinjau dari sudut
sifatnya, maka populasi dapat bersifat :
·
Homogen ,dan
·
Heterogen
Penelitian
yang menggunakan seluruh anggota populasinya disebut sampel total atau sensus. Penggunaan ini berlaku jika anggota
populasi relatif kecil. Untuk anggota populasi yang relatif besar, maka
diperlukan mengambil sebagian anggota populasi yang dijadikan sampel.
Pengambilan anggota sampel yang merupakan sebagian dari anggota populasi tadi
harus dilakukan dengan teknik tertentu yang disebut teknik sampling. Demikian pula untuk menentukan banyaknya anggota
sampel haruslah menggunakan rumus,grafik atau tabel tertentu.
B.
Teknik
Pengambilan Contoh (Teknik Sampling)
Dalam
statistika terbagi atas dua jenis, yaitu statistika deskriptif dan statistika
induktif (inferensial ). Statistika induktif (inferensial ) ialah suatu proses
yang berusaha untuk menarik kesimpulan tentang keadaan populasi berdasarkan
sampel yang diambil,dengan menggunakan metode tata cara tertentu.
Sampel
(contoh) ialah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik
tertentu yang disebut dengan teknik sampling.teknik sampling berguna agar :
1) Mereduksi
anggota populasi menjadi anggota sampel yang mewakili populasinya
(refresentatif),sehingga kesimpulan terhadap populasi dapat
dipertanggungjawabkan.
2) Lebih
teliti menghitung yang sedikit daripada yang banyak
3) Menghemat
waktu,tenaga,biaya,menghemat benda coba yang merusak.
Beberapa
kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel adalah sebagai berikut
:
1.
Tentukan dulu daerah generalisasinya.
Banyak penelitian menurun mutunya karena generalisasi kesimpulannya terlalu
luas.penyebabnya ialah karena peneliti ingin agar hasil penelitiannya berlaku
secara meluas dan menganggap sampel yang dipilihnya sudah mewakili populasinya.
2.
Berilah batas – batas yang tegas tentang
sifat – sifat populasi. Populasi tidak harus manusia. Populasi daoat pula
berupa benda – benda lainnya. Semua benda – benda yang akan dijadikan populasi
harus ditegaskan batas – batas karakteristiknya,sehungga dapat menghindari
kekaburan dan kebingungan.
3.
Tentukan sumber – sumber informasi
tentang populasi.ada beberapa sumber informasi yang dapat memberi petunjuk
tentang karakteristik suatu populasi.umpamanya didapat dari dokumen – dokumen.
4.
Pilihlah teknik samplingdan dihitunglah
besar anggota sampel yang sesuai dengan tujuan penelitiannya
5.
Rumusan persoalan yang akan diteliti
6.
Tentukan atau dari keterangan mengenai
populasi yang akan diteliti
7.
Defenisikan unit – unit,istilah yang
diperlukan
8.
Tentukan unit sampling yang diperlukan.
9.
Tentukan skala pengukuran yang akan
dipergunakan
10.
Cari keterangan yang ada kaitannya
dengan permasalahan yang akan dibahas
11.
Tentukan ukuran sampel yang akan
dianalisis
12.
Tentukan prosedur sampling apa yang akan
dipergunakan
13.
Tentukan teknik pengumpulan data yang
akan dipergunakan
14.
Tentukan metode analisi apa yang akan
digunakan
15.
Sediakan dan prasarana yang diperlukan
untuk penelitian
C.
Cara
Melakukan Teknik Sampling
Teknik
pengambilan contoh dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1.
Sampling random ( probability sampling
), yaitu pengambilan contoh secara acak ( random ) yang dilakukan dengan cara
undian, ordinal atau table bilangan random atau dengan computer.
2.
Sampling nonrandom ( nonprobality
sampling) atau disebut juga sebagai incidental sampling,yaitu pengambilan
contoh tidak secara acak
1.
Teknik
sampling random
Teknik sampling random
terdiri atas lima macam yaitu :
a.
Sampling
random sederhana (simple random sampling )
Ciri utama sampling ini
ialah setiap unsure dari keseluruhan populasi mempunyai kesempatan yang sama
untuk dipilih. Caranya ialah dengan menggunakan undian,ordinal,table bilangan
random,atau computer. Keuntungannya ialah anggota sampel mudah dan
cepatdiperoleh. Kelemahannya ialah kadang – kadang tidak mendapatkan data yang
lengkap dari populasinya.
b.
Teknik
sampling bertingkat ( stratified sampling )
Teknik sampling ini
disebut juga dengan istilah teknik sampling berlapis, berjenjang,dan petala.
Teknik ini digunakan apabila populasinya heterogen atau terdiri atas kelompok –
kelompok yang bertingkat. Penentuan bertingkat berdasarkan karakteristik
tetentu. Misalnya : menurut usia,pendidikan,golongan / pangkat,dan sebagainya.
Teknik ini akan semakin baik jika dilengkapi dengan penggunaan
proposional,sehingga setiap tingkat diwakili oleh jumlah yang sebanding. Stratified random sampling yang
dilengkapi dengan proposional ini disebut proportional
stratified random sampling. Keuntungan menggunakan cara ini ialah anggota
sampel yang diambil lebih representative. Kelemahannya ialah lebih banyak
memerlukan usaha pengenalan terhadap karakteristik populasinya.
c. Teknik sampling kluster (cluster
sampling )
Teknik
sampling ini disebut juga sebagai teknik samplingdaerah,conditional sampling, (restricted sampling ). Teknik ini digunakan
apabila populasi terbesar dalam beberapa daerah,propinsi,kabupaten,kecamatan,
dan seterusnya. Pada peta daerah diberi petak - petak dan setiap petak diberi
nomor. Nomor - nomor itu kemudian ditarik secara acak untuk dijadikan anggota
sampelnya. Keuntungan menggunakan
teknik ini ialah:
-
Dapat mengambil populasi besar yang
terbesar di berbagai daerah,dan
-
Pelaksanaannya lebih mudah dan murah
dibandingkan teknik lainnya.
Sedangkan
kelemahannya adalah :
-
Jumlah individu dalam setiap pilihan
tidak sama, karena itu teknik ini tidaklah sebaik teknik lainnya,
-
Ada kemungkinan penduduk satu daerah
berpindah ke daerah lain tanpa sepengetahuan peneliti, sehingga penduduk
tersebut mungkin menjadi anggota rangkap sampel peneliti.
-
Gambar : Teknik sampling dan
penentuan besar sampel
d.
Teknik
sampling Sistematis ( Systematical Sampling )
Teknik ini sebenarnya adalah teknik
random sampling sederhana yang dilakukan secara ordinal. Artinya anggota sampel
dipilih berdasarkan urutan tertentu. Misalnya setiap kelipatan 5 atau 10 dari
daftar pegawai di suatu kantor. Keuntungan teknik ini ialah lebih cepat dan
mudah. Sedangkan kelemahannya ialah kadang - kadang kurang mewakili
populasinya.
e. Teknik sampling proporsional (
proportional sampling )
Teknik sampling proporsional yaitu
sampel yang dihitung berdasarkan perbandingan. Misalnya populasi untuk A = 20,
B = 50, C= 30. Jadi, jumlah anggota populasi = 100. Sedangkan besar anggota
sampel = 80 sehingga besar masing - masing sampel untuk A, B, dan C dapat
dihitung sebagai berikut:
Jumlah = 80
2.
Teknik
sampling Nonrandom
Teknik sampling nonrandom terdiri atas tiga
macam dengan uraian sebagai berikut ;
a. Teknik sampling kebetulan (Accidental sampling )
Teknik sampling kebetulan dilakukan
apabila pemilihan anggota sampelnya dilakukan terhadap benda atau orang yang
kebetulan ada atau dijumpai. Misalnya kita ingi meneliti pendapat masyarakat
tentang kenaikan harga atau keluarga berencana, maka pertanyaan diajukan kepada
mereka yang kebetulan dijumpai di pasar atau di tempat - tempat
lainnya.keuntungan menggunakan tekni ini ialah murah, cepat dan mudah.
Sedangkan kelemahannya ialah kurang representatif.
b. Teknik Sampling Bertujuan ( Porpusive sampling )
Teknik ini digunakan apabila anggota
sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitiannya. Sebagai
contoh : untuk meneliti tentang peraturan lalu lintas, maka hanya mereka yang
memiliki SIM atau yang tidak memiliki SIM saja yang dijadikan anggota sampel,
keuntungan menggunakan teknik ini ialah murah,cepat dan mudah,serta relevan
dengan tujuan penelitiannya. Sedangkan kerugiannya ialah tidak respresentatif
untuk mengambil kesimpulan secara umum ( generalisasi ).
c. Teknik sampling Kuota (Quota sampling )
Teknik ini digunakan apabila anggota
sampel pada suatu tingkat dipilih dengan jumlah tertentu (kuota ) dengan cirri
- cirri tertentu. Teknik sampling kuota sering dikacaukan dengan teknik
sampling bertujuan. Keuntungan dan kelemahan menggunakan teknik ini ialah
seperti halnya dengan teknik sampling bertujuan.
D. Penentuan Besarnya Anggota Sampel (Sampel
Size )
Besar anggota sampel
harus dihitung berdasarkan teknik - teknik tertentu agar kesimpulan yang
berlaku untuk populasi dapat dipertanggungjawabkan. Disamping itu harus pula
memenuhi teknik sampling seperti yang diuraikan tadi diatas.
Anggota sampel yang secara ideal mewakili
populasinya (representative) seperti yang ditunjukkan oleh gambar berikut ini.
Besarnya Anggota sampel yang dipilih
berdasarkan pertimbangan - pertimbangan :
a. Praktis
b. Ketepatan
c. Non
respon
d. Analisis
data
1.
Pertimbangan
praktis
Pertimbangan praktis menyangkut :
a. Unsure
- unsure biaya, waktu,tenaga dan kemampuan;
b. Unsure
eksploratori (exploratory ) atau
penemuan atau penjajakan, maka anggota sampel tidak perlu banyak ataukah untuk
eksplanatori atau menerangkan, maka anggota sampel harus lebih banyak.
c. Jika
kita memilih anggota sampel yang banyak, maka tingkat prediksi relative
tepat,kesalahan mentabulasi dan menghitung besar,reliabilitas besar, dan power
meningkat,demikian pula sebaliknya.
2.
Ketepatan
Semakin kecil kita memilih taraf
signifikansi atau alpha (
,semakin banyak anggota
sampelnya. Dengan demikian semakin tepat atau teliti ramalan kita.
3.
Pertimbanga
Nonrespons
Pertimbangan nonrespons ialah perkiraan
jumlah anggota sampel yang dapat dijadukan responden setelah seluruh anggota
sampel dikurangi dengan jumlah anggota sampel yang dijadikan kelompok uji coba
instrument penelitian. Anggota sampel yang sudah dijadikan kelompok uji coba
sebaiknya tidak dipakai sebagai responden untuk mendapatkan data yang
sebenarnya. Selain pertimbangan di atas, juga perlu dipertimbangkan berapa
responden yang bersedia mengembalikan angket atau dapat diwawancarai serta
diobservasi.
E.
Teknik
Menghitung Besarnya Anggota Sampel
Teknik untuk menghitung
besarnya anggota sampel secara umum dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1.
Proporsi
Perhitungan besarnya anggota sampel
dengan menggunakan cara proporsi dapat menggunakan sejumlah rumus - rumus,
namun pada kesempatan ini dikenalkan tiga buah rumus untuk menghitung besarnya
anggota sampel. Rumus - rumus dan contoh penggunaannya seperti berikut :
§
Dimana
:
n = jumlah anggota sampel minimal
p
= proposi kelompok pertama
q
= proporsi kelompok kedua = (1-p)
jika
=
0,01, maka rumus tadi akan menjadi
dan
jika
=
0,05, maka rumus tadi akan menjadi ;
Contoh soal
Suatu
daerahdiketahui anggota populasi penduduknya yang berstatus sebagai PNS 400.000
orang. Di antaranya 100.000 orang belum menjalankan KB secara efektif. Berapa
besar anggota sampel yang perlu diteliti dalam rangka mengungkapkan partisipasi
terhadap program KB?
Jawab:
Misalkan
digunakan
=
0,05 , maka didapatkan :
P
=
= 0,25
n
= 0,25 (1-0,25)
= 294 ( dibulatkan )
Karena
manusia bukan dalam bilangan pecahan,maka dibulatkan menjadi 294 orang.
§
Dimana
:
S = banyaknya anggota sampel
N = banyaknya anggota populasi
P = proporsi dalam populasi
d = derajat ketelitian = 1,96
Jika
rumus tersebut di atas, digunakan untuk populasi tertentu yang sudah diketahui
jumlah anggotanya dan dengan
=0,05, maka Krejcie dan Morgan telah
memberikan tabelnya yang dikenal dengan sebutan table krejcie dan morgan.
§ SE
=
Dimana
:
SE
= Standar Estimasi
P = Proporsi
N = jumlah anggotsa populasi
n = jumlah anggota sampel
penggunaan
rumus di atas,telah disederhanakan oleh Harry King dengan nomogramnya, yang
terkenal dengan sebutan nomogram Harry King.
2.
Ketelitian
Estimasi
a) Ketelitian
Estimasi
N =
Dimana
;
n = banyaknya sampel
s = standar deviasi ( diketahui )
b) Rumus
dasar confidensi interval
w =
Dimana :
w =
interval estimasi
Contoh soal
Diketahui
Berapa
banyaknya sampel (n) ?
Jawab :
Sebenarnya
tidaka ada aturan yang tegas mengenai berapa besarnya anggota sampel yang
disyaratkan suatu penelitian. Demikian pula batasan apa batasan bahwa sampel
itu besar atau kecil. Yang jelas ialah jika sampelnya besar,maka
biaya,tenaga,waktu yang disediakan harus besar pula. Demikian sebaliknya.
Meskipun demikian,mutu suatu penelitian tidaklah ditentukan oleh besarnya
anggota samel yang digunakan,melainkan oleh kuatnya dasar - dasar teori yang
mendukung teknik pengambilan anggota sampel tersebut. Sesungguhnya tidak
anggota sampel yang 100% representative,kecuali anggota sampelnya sama dengan
anggota populasinya (total sampling).
F.
Kesalahan
- Kesalahan Umum dalam Menentukan Besar Anggota Sampel
Kesalahan - kesalahan
umum yang sering dijumpai dalam menentukan besarnya anggota sampel adalah
sebagai berikut :
1. Peneliti
gagal dalam menetapkan jumlah anggota populasi yang dapat dipercaya.
2. Peneliti
menggunakan anggota sampel yang terlalu kecil untuk setiap subgrupnya,sehingga
analisis statistika parameter tidak berlaku, pada populasi sebenarnya cukup
besar.
3. Peneliti
tidak menggunakan teknik sampling startified yang disyaratkan untuk menetukan
anggota sampel subgrupnya.
4. Peneliti
mengubah prosedur tenik sampling
5. Peneliti
mengubah rumus untuk menghitung besarnya anggota sampel
6. Peneliti
memilih anggota sampel yang tidak sesuai dengan tujuan penelitiaannya
7. Peneliti
mengurangi anggota sampel yang telah ditentukan oleh perhitungannya
8. Peneliti
memilih grup eksperimen dan grup kontrol dari populasi yang berbeda
9. Peneliti
yang memakain grup sukarela,lupa atau sengajatidak membedakannya dengan grup
wajib,akibatnya peneliti gagal dalam menginterpretasikan hasil penelitiannya
10. Peneliti
tidak memberikan alasan – alasan mengapa rumus dan teknik sampling tertentu
yang ia gunakan di dalam penelitiannya itu
11. Kekeliruan
sampling biasanya terjadi karena pemeriksaan yang kurang teliti dan lengkap
terhadap populasi yang hanya dilakukan terhadap sampel serta penelitian
dilakukan dengan menggunakan prosedur yang sama
12. Kekeliruan
nonsampling ini bisa terjadi dalam setiap penelitian, apakah itu berdasarkan
sampling atau berdasarkan sensus, penyebabnya adalah :
a. Populasi
tidak didefinisikann sebagaimana mestinya
b. Penyimpangan
populasi tidak dipelajari
c. Kuesioner
tidak dirancang sesuai dengan keperluan
d. Rumusan
dan istilah tidak dipergunakan sebagaimana mestinya
e. Peneliti
kurang memehami isi dari kuesioner sehingga jawaban responden kurang sesuai
dengan keinginan
f. Responden
tidak memberikan jawaban yang objektif atau menolak untuk memberikan jawaban.
BAB
III
DISTRIBUSI
PENYAMPELAN
Sampel yang berukuran n
di ambil secara acak dari sebuah populasi dipelajari dan dianalisis untuk
digunakan sebagai acuan da rujukan dalam menjelaskan populasi. Jika ukuran
populasi tak hingga, maka tak hinggah pula banyaknya sampel berukuran n yang bebeda yang mungkin terjadi. Walaupun
banyak sampel yang berukuran n dapat diambil dari sebuah populasi yang
berukuran N > n.
A.
Distribusi
Rata-rata
Kita
akan membicarakan distribusi sampel yang diambil dari sebuah populasi, sehingga
topik khusus tentang distribusi penyampelan sebuah rata-rata akan mengawali
bagian ini. Selanjutnya kita akan membicarakan distribusi dua rata-rata dalam
hal kita mengambil dua sampel dari sebuah populasi atau masing-masing dari
sebuah populasi yang berbeda.
1. Distribusi
Sebuah Rata-rata
Jika
kita mengmbil sebuah sampel acak berukuran n dari sebuah populasi yang
berukuran N, maka terdapat
banyknya sampel berbeda yang mungkin terjadi.
Misalnya ukuran populasi N = 10 dan ukuran sampel n = 3, terdapat
=
120 sampel bebeda yang mungkin. Untuk semua sampel ini, masing-masing memiliki
rata-rata, dan setiap nilai rata-rata itu dapat dinggap sebagai data baru.
Distribusi rata-rata ini memiliki rata-rata dan simpangan baku dan diberi
simbol berturut-turut
dan
.
Misalkan
parameter populasi untuk rata-rata adalah
dan simpangan bakunya
, dengan mudah dapat dibuktikan bahwa
Untuk
N cukup besar dibandingkan dengan
n(ukuran sampel tidak melebihi 5% ukuran populasi, yaitu n/N
5%) atau populasi memiliki ukuran tak hingga,
kita dapat gunakan rumus
Perhatikan
bahwa untuk N cukup besar dibandingkan dengan n, hasil bagi
mendekati satu, sehingga rumus pendekatan ini
memudahkan perhitungan dan memberikan
hasil yang tidak berbeda. Nilai
disebut Simpangan
baku rata-rata dan merupakan ukuran variasi rata-rata yang diharapkan dari
sampel ke sampel.
Contoh 1.1
Misalkan
sebuah populasi berukuran N = 5 terdiri dari data 1, 2, 3 ,4 dan 5. Sampel acak
berukuran n = 2akan diambil.
a. Berapa
banyak sampel berbeda yang mungkin terambil?
b. Tunjukkn
sampel-sampel tersebut dan hitung rata-ratanya masing-masing!
c. Buatlah
distribusi penympelan rata-rata tersebut dan tunjukkan bahwa rumus
Jawaban
:
a. Banyak
sampel yang bisa terjadi adalah
=
10
b. Sampel-sampel
yang bisa terjadi dapat ditunjukkan sabagai berikut
Tabel 1.1 Sampa-sampel
Berukuran dua dan Nilai Rata-ratanya
Sampel
|
(1,2) (1,3)
(1,4) (1,5) (2,3)
(2,4) (2,5) (3,4)
(3,5) (3,6)
|
Rata-rata
|
1,5
2,0 2,5 3,0
2,5 3,0 3,5
3,5 4,0 4,5
|
c.
Distribusi penyampelan rata-rata dapat dibuat seperti pada tabel 1.1 . kalau
dari distribusi peluang ini dihitung nilai harapan dan variansinya, diperoleh
H(
V(
, atau
(
Tabel
1.2 Distribusi Peluang Rata-rata
|
Frekuensi
|
P(
|
1,5
2,0
2,5
3,0
3,5
4,0
4,5
|
1
1
2
2
2
1
1
|
0,1
0,1
0,2
0,2
0,2
0,1
0,1
|
Variansi
itu dalam konsep peluang, sama dengan menghitung variansi dengan rumus yang
menggunakan pembagi 10(n), bukan 9(n-1). Ingat rumus variansi
.
Jika
kita hitung rata-rata dan simpangan baku dari populasi 1,2,3,4, dan 5,
diperoleh
dan
. Apabila sepuluh nilai rata-rata
tersebut dihitung nilai rata-rata dan simpangan bakunya diperoleh
dan
rumus ini menggunkan pembagi 9).
Sedikit
yang berbeda dengan
akibat pembulatan.
2. Teorema
Limit Pusat
Teorema limit pusat yang memberikan dasar pendekatan dalam
berbagai teori dan aplikasi statistiak dapat dinyatakan sebagai berikut:
“Jika sebuah populasi mempunyai rata-rata
dan simpangan baku
yang besarnya terhingga, maka untuk ukuran sampel acak n mendekati tak hingga,
distribusi rata-rata sampel mendekati distribusi normal dengan rata-rata
dan simpangan baku
”
Teorema ini tentunya berlaku untuk populasi yang berukuran tak
hingga. Namun demikian, kaum praktisi menggunakan teorema ini dengan
menggati pernyataan “n mendekati tak
hingga” menjadi “n cukup besar”. Pengertian n cukup besar dalam praktek digunakan
. Dalam hal ini, ukuran populasipun dapat
terhingga asalkan cukup lebih besar, yang tentunya jauh lebih besar dari 30.
Perhatikan
bahwa pendekatan ini berlaku untuk sebarang distribusi X yang mempunyai
simpangan baku terhingga. Pendekatan ini bisanya digunakan untuk
, dan tentunya pendekatan akan lebih baik
untuk ukuran sampel yanglebih besar. Namun perlu diingat bahwa kalau popuasi
berdistribusi normal, maka rata-rata sampel akan tetap dapat menggunakan teori
normal walaupun ukuran sampel kecil.
Distribusi
normal yang didapat dari distribusi rata-rata perlu dibakukan agar tabel
distribusi normal baku yang sudah ada dapat digunakan. Pembakuan ini
menggunakan rumus :
Apabila dari
populasi diketahui variansinya dan
perbedaan antara rata-rata dari sampel ke sampel diharapakan tidak lebih dari
sebuah nilai d yang ditentukan, maka berlaku hubungan
Sehingga ukuran sampel yang paling kecil sehubungan dengan
distribusi rata-rata dapat ditentukan.
Contoh
1.2
Skor mahasiswa dalam mata kuliah statistika matematika II
mempunyai rata-rata 85 dengan simpangan baku7,3.
1.
Sebuah sampel acak berukuran n = 35
diambil dari populasi skor mahasiswa tersebut. Berapa peluang rata-rata skor
ke-35 mahasiswa tersebut:
a.
Terletak antara 83 dan 90?
b.
Paling sedikit 86?
2.
Jika nilai rata-rata dari sampel yang
satu dengan sampel lainnya dari populasi tersebut , perbedaannya diharapkan
tidak lebih dari1,5. Tentukan ukuran sampel minimal yang harus diambil!
Jawaban:
A.
Karena ukuran populasi tidak
diberitahukan, kita dapat menganggap cukup besar untuk berlakunya teori distribusi normal. Ukuran sampel n = 35
cukup besar sehingga teorema limit pusat
dapat digunakan. Dengan demikian, rata-rata
untuk skor staistika matematika mahasiswa mendekati distribusi normal dengan
rata-rata
dan simpangan baku
a.
Untuk
diperoleh
dan
untuk
diperoleh
Dengan demikian, kita merujuk ke tabel
distribusi normal baku dan mendapatkan P
Jadi, peluang rata-rata skor statistika
mahasiswa antara 83 dan 90 adalah 0,9484.
b.
Rata-rata skor 86 memberika nilai
dan
sehingga
Dengan demikian, peluang rata-rata skor
mahasiswa paling sedikit 86 adalah 0,2090.
Kita
sudah menganggap ukuran populasi cukup besar, supaya nilai rata-rata dari satu
sampel ke sampel lainnya tidak lebih dari d = 1,5, ukuran sampel minimal n yang
harus diambil memenuhi
Jadi,
atau
, sehingga ukuran sampel minimal yang
harus diambil adalah n = 24.
B. Distribusi Selisih Dua Rata-rata
Misalkan
kita mempunyai dua populasi masing-masing berukuran
dan
. Populasi kesatu mempunyai rata-rata
dan simpangan baku
sedangkan populasi kedua mempunyai rata-rata
dan simpangan baku
Dari
setiap populasi secara bebas dimbil
sampel acak berukuran
dari populasi kesatu dan berukuran
dari populasi kedua. Untuk membedakan,
populasi kesatu Dimisalkan mempunyai peubah X dan populasi kedua mempunyai
peubah Y. Nilai rata-rata dari masing-masing sampel dihitung. Kumpulan
rata-rata sampel yang dapat ditulis:
dan
dengan k = banyaknya sampel yang dapat
diambil dari populasi kesatu, dan r = banyak sampel yang dapat diambil dari
populasi kedua.
Sekarang, semua seliih antara rata-rata dari
sampel-sampel dalam kumpulan kesatu dan rata-rata darisampel-sampel dalam
kumpulan kedua dapat dinyatakan dengan
dengan i = 1, 2,..., r. Kumpulan selisih
rata-rata sampel demikian akan membentuk distribusi selisih rata-rata. Dari kumpulan ini,
kita dapat menghitung rata-ratanya, diberi simbol
dan
menghitung simpangan bakunya,diberi simbol
Untuk
dan
yang cukup besar dan sampel-sampel acak
diambil secara bebas satu sama lain, di dapat hubungan:
Selanjutnya, untuk ukuran sampel
cukup besar
Maka selisih rata-rata
-
akan
mendekati distribusi normal dengan
rata-rata
,
dan simpangan baku
Untuk memuat
distribusi normal ini menjadi distribusi normal baku digunakan
transformasi
Perlu
diingatkan lagi bahwa alau populasi berdistribusi normal, peubah acak
-
juga berditribusi normal walaupun sampel
kecil.
Contoh
1.3
Diketahui
bahwa rata – rata skor statistika untuk mahasiswa laki – laki 63 dengan
simpangan baku 4,2 dan rata – rata skor statistika untuk mahasiswa perempuan 52
dengan simpangan baku 3,9. Misalakan
-
masing – masing menyatakan rata – rata sampel skor
statistika mahasiswa untuk laki – laki dan perempuan, dengan ukuran sampel yang
sama 120. Tentukan peluang yang menyatakan bahwa perbedaan rata – rata skor
statistika kedua kelompok mahasiswa tersebut paling sedikit 10!
Jawaban
:
Diketahui
bahwa
dan
menurut teori,
-
berdistribusi normal dengan rata – rata
dan simpangan baku baku
= 0,5232. Nilai
dari table distribusi normal baku diperoleh P
jadi, peluang untuk mendapatkan selisih rata –
rata skor paling sedikit 10 adalah 0,9719.
BAB
IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Populasi
ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun pengukuran, baik kuantitatif
maupun kualitatif, daripada karakteristik tertentu mengenai sekolompok objek
yang lengkap dan jelas.
2. Teknik
untuk menghitung besarnya anggota sampel secara umum dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a)
Proporsi
Perhitungan besarnya anggota sampel
dengan menggunakan cara proporsi dapat menggunakan sejumlah rumus - rumus,
namun pada kesempatan ini dikenalkan tiga buah rumus untuk menghitung besarnya
anggota sampel. Rumus - rumus dan contoh penggunaannya seperti berikut :
b)
Ketelitian
Estimasi, dengan formula:
N =
3. Misalkan
parameter populasi untuk rata-rata adalah
dan simpangan bakunya
, dengan mudah dapat dibuktikan bahwa
Untuk
N cukup besar dibandingkan dengan
n(ukuran sampel tidak melebihi 5% ukuran populasi, yaitu n/N
5%) atau populasi memiliki ukuran tak hingga,
kita dapat gunakan rumus
4. Untuk
menghitung selisih dua rata-rata, diberi simbol
dan menghitung simpangan bakunya,diberi simbol
Untuk
dan
yang cukup besar dan sampel-sampel acak
diambil secara bebas satu sama lain, di dapat hubungan:
Selanjutnya, untuk ukuran sampel
cukup besar
Maka selisih rata-rata
-
akan mendekati
distribusi normal dengan rata-rata
,
dan simpangan baku
Untuk memuat
distribusi normal ini menjadi distribusi normal baku digunakan
transformasi
B.
Saran
Penulis
mengharapkan agar makalah ini dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran Mata
Kuliah Statistika Matematika pada khususnya dan pembelajaran matematika pada
umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Usman, husaini. Akbar,
purnama setiady. 1995. Pengantar statistika. Bumi aksara: Jakarta
Tiro, M. Arif. Sukarna.
Aswi . 2009. Pengantar Teori Peluang.Andira Publiser: Makassar.
Tiro,
M. Arif. 2005. Dasar-Dasar Statistika .Andira Publiser: Makassar
masih kurang materi distribusi student t, distribudi chi kuadrat dan distribusi F
BalasHapus